Rabu, 02 Maret 2016

Teori konspirasi - syirik

ARTIKEL 
TEORI KONSPIRASI : SYIRIK 

"Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (An-Nahl: 40)

"(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (Al-Baqarah: 117)

"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti." (Al-An’am: 73)

"Sesungguhnya urusanNya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (Yasin: 82)

"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya, tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata." (Al-An’am: 59) 

"Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya." (Al-A’raf: 188) 

"Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah." (An-Naml: 65) 

"Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah, baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas." (Saba': 3)

"Ataukah di sisi mereka mempunyai (pengetahuan) tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Tetapi orang-orang yang kafir itu, justru merekalah yang terkena tipu daya." (Ath-Thur: 41-42)

"Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku."" (Al-An’am: 50)

"Katakanlah (Muhammad), "Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Rabb ku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya." Dan manusia itu memang sangat kikir." (Al-Isra': 100)

"Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu ataukah mereka yang berkuasa?" (Ath-Thur: 37)

Kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan mutlak, adalah sifat khusus milik Allah (Ta'ala). Ini selalu menjadi iman umat Islam sejak nenek moyang manusia –Adam ('alaihis salam)– menapakkan kaki pertama kali di muka bumi dan akan terus senantiasa seperti itu hingga mukmin yang terakhir meninggal sesaat sebelum hari kiamat. Hanya Allah (Ta'ala) Yang tahu rincian terkecil dari semuanya, mengendalikan semua peristiwa, dan menguasai gerak setiap partikel atom. 

Bahkan orang-orang kafir zaman jahiliyah di Semenanjung Arab dahulu tidak ragu bahwa hanya Allah Yang Memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan mutlak, tetapi mereka melakukan syirik dalam banyak hal termasuk menghubungkan sebagian hal-hal ghaib kepada peramal, mempersembahkan tanaman dan ternak untuk berhala, dan menganggap bahwa berhala mereka memiliki pengaruh terhadap doa-doa Serangan penuh berkah terhadap menara kembar di New York yang mereka panjatkan. 

Adapun meyakini bahwa berhala-berhala ini, para peramal dan raja-raja memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan mutlak atau semi-mutlak, maka ini terlalu berlebihan bahkan fitrah rusak jahiliyin pun tidak mentolerirnya. 

Sayangnya, sikap syirik ini (baik kecil atau besar) memasuki hati dan pikiran banyak orang yang dianggap pemimpin "Islam", ulama, dan da’i –dalam meniru kaum nasionalis Arab sebelum mereka– di mana mereka mulai menggambarkan musuh-musuh Islam dengan sifat-sifat yang mendekati sifat rububiyah (Allah). 

Bagi mereka, orang-orang kafir memiliki pengetahuan, kepemilikan dan kekuasaan yang semi-mutlak untuk membuat rencana dan menjalankannya sesuai dengan keinginan mereka. Hampir seolah-olah mereka memiliki kemampuan untuk mewujudkan sesuatu cukup dengan kata "kun" (jadilah)! Keburukan mereka ini menjadi sangat jelas dalam isu-isu yang berkaitan dengan jihad. 

Jika seseorang ingin melakukan jihad, para pemimpin ini akan memperingatkan bahwa jihad yang sekarang adalah konspirasi untuk membunuh para pemuda Muslim yang tulus, sehingga meninggalkan negeri-negeri Muslim dan merbiarkannya jatuh ke tangan orang-orang sekuler. Jika seseorang ingin bergabung dengan jama'ah jihad, mereka akan memperingatkan bahwa itu adalah buatan kuffar demi membantu dalam mencapai kepentingan orang kafir. Jika operasi jihad –seperti peristiwa 11 September– dilakukan terhadap orang-orang kafir, mereka akan mengklaim bahwa operasi ini adalah konspirasi oleh kuffar untuk membenarkan agresi mereka terhadap kaum Muslimin. 

Jika seorang pemimpin mujahid mati syahid, mereka akan mengatakan bahwa orang-orang kafir yang menggunakan dia sekarang perlu untuk menyingkirkannya karena khawatir dia memutuskan untuk keluar dan mengekspos "konspirasi" yang dulu dia menjadi bagian darinya. Jika para mujahidin membebaskan wilayah yang diduduki oleh orang-orang kafir, mereka akan mengatakan bahwa orang-orang kafir sengaja membiarkan mereka untuk melakukannya karena kepentingan kafir mengharuskan perang berkepanjangan. Jika para mujahidin mengumumkan sebuah negara Islam, mereka akan mengatakan bahwa orang-orang kafir memfasilitasi seperti itu supaya menjadi pembenaran agar mereka bisa terus menerus ikut campur tangan terhadap urusan kaum Muslimin. 

Dan, menurut teori ini, hampir semua peristiwa di dunia ini entah bagaimana pasti terkait kembali kepada kaum kuffar, badan intelijen, penelitian, teknologi, dan konspirator mereka! Teori konspirasi telah sedemikian menjadi alasan untuk meninggalkan jihad, untuk kagum berlebihan kepada orang-orang kafir, untuk meninggalkan kewajiban bai'at, dan untuk mengejar dunia, semua dalam nama politik "kesadaran". 

Salah satu aspek terburuk dari teori ini adalah bahwa mereka tidak membutuhkan adanya bukti, hanya sekedar "deduksi" bodoh. Dan lebih buruk lagi, banyak dari mereka yang mengklaim konspirasi ini sendiri terlibat dalam konspirasi kafir yang nyata! Anda melihat Sahwah Irak berjuang bersama Tentara Irak –yang didukung secara terbuka oleh Iran– sementara mereka mengklaim bahwa Mujahidin adalah agen Iran! 

Anda lihat faksi Shahawat secara terbuka menyerahkan wilayah kepada rezim Nushairi, sementara mereka mengklaim bahwa mujahidin bekerja sama dengan rezim Nushairi! Anda melihat faksi Shahawat yang lain secara terbuka dan umum bertemu dengan Qatar, Turki, Alu Salul, dan Amerika, dan mendiskusikan rencana mereka untuk bekerjasama melawan Daulah Islam, sementara mereka mengklaim bahwa Muhajirin dan Ansar adalah sekutu dan agen negara asing! Anda melihat Koalisi Nasional Suriah (SNC) mempertimbangkan untuk melakukan pertemuan di Jenewa dengan rezim Nushairi, sementara mengklaim bahwa Daulah Islam berjuang untuk melayani kepentingan rezim! 

Tidak ada bukti yang diperlukan untuk menyimpulkan sebuah konspirasi, hanya keinginan dan kebodohan.

Adapun ketika kerjasama dengan pihak kafir untuk melawan umat Islam terlihat jelas bagi publik, tiba-tiba itu menjadi "maslahah" ("kebaikan" yang lebih besar). Bekerja sama dengan Amerika untuk melawan Daulah Islam adalah "maslahat", dan bukan konspirasi kufur dan pengkhianatan! Bekerja sama dengan faksi-faksi yang didukung oleh para thaghut dan Tentara Salib untuk melawan Daulah Islam adalah "maslahat", dan bukan penyimpangan atau kemurtadan! Bergerak di bawah perlindungan Tentara Salib dan pesawat orang-orang murtad untuk melawan Daulah Islam adalah "maslahat", bukan gerbang menuju lapisan terdalam api neraka! Menggunakan kata-kata "hukum perdata," "negara sipil," dan "Penentuan nasib sendiri" adalah "maslahat" dan bukan mengakui tuntutan Tentara Salib dan para pendukung murtad! 

Kepercayaan ekstrim terhadap teori konspirasi bervariasi antara syirik ringan dan syirik besar tergantung pada derajat kekuasaan, pengetahuan, dan kepemilikan yang dikaitkan oleh orang yang mempercayainya kepada orang-orang kafir. 

Jika seseorang menafsirkan kembali sejarah kaum Muslimin sesuai dengan teori konspirasi orang-orang ini, dia akan keluar dengan membawa kesesatan terpendam. Seseorang hanya perlu bertanya kepada teoritis ini, apakah kaum Muslimin dahulu mampu membangun negara dan memperluasnya hanya dengan persetujuan dari kerajaan Romawi dan Persia? Apakah kaum Muslimin sebagai agen dari Roma atau Persia selama perang mereka terhadap dua kerajaan musuh itu? Adakah Persia berpura-pura dalam perang mereka melawan Romawi sementara secara diam-diam menjadi sekutu mereka? Apakah umat Islam berpura-pura dalam pertempuran mereka melawan salah satu dari dua kerajaan lawan? Apakah para nabi palsu dan pemimpin yang menolak membayar zakat diam-diam adalah non-Arab yang termasuk ras asing? Jawaban atas semua pertanyaan ini tentu saja tidak. Apakah dunia berubah sedemikian besar bagi konspirasi-konspirasi besar ini untuk mengembangkan dan menundukkan dunia? Jawabannya adalah tidak. 

"Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu." (Faathir : 43)

Terhadap para pakar teori konspirasi ini seseorang perlu menanyakan, bagaimana ayat-ayat berikut dipahami menurut teori konspirasi ini? 

"Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecahbelah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti." (Al-Hasyr : 14). Ayat ini menjelaskan bahwa kaum kafir bisa saja terlihat bersatu sedangkan hati mereka sebenarnya penuh dengan permusuhan dan kebencian satu sama lain. Dan kebencian ini terkadang terwujud dalam perbuatan mereka. Bagaimana mungkin konspirasi besar ini dilakukan jika para anggotanya berpecah-belah? 

"Dan orang-orang Yahudi berkata, "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata, "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai suatu pegangan", padahal mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui (yaitu musyrikin), mengatakan seperti ucapan mereka…" (Al-Baqarah : 113). Ayat ini menjelaskan bahwa permusuhan dan kebencian di antara para pengikut agama yang berbeda tersebut terlihat dari ucapan mereka. 

"Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara Ahli Kitab, "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan." (Al-Hasyr : 11-12). Ayat ini menjelaskan bahwa kemunafikan para sekutu kaum kafir terlalu sulit untuk dipercaya akan melaksanakan perintah kaum kafir tersebut. Jadi bagaimana mungkin konspirasi besar mereka akan tetap utuh selama berpuluh-puluh tahun dan berabad-abad? 

"Dan di antara orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai Hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan." (Al-Maa'idah : 14). Ayat ini menjelaskan kebencian kuat para pengikut berbagai kelompok Nasrani di antara satu dengan yang lainnya. 

"Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka (Yahudi). Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya." (Al-Maa-idah : 64). Ayat ini menjelaskan besarnya kebencian pengikut dari berbagai kelompok Yahudi satu dengan yang lainnya. 

"Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al- Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka." (Ali ‘Imran : 19). "Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka." (Asy-Syuura : 14). Kedua ayat ini menjelaskan perpecahahan dan perselisihan Yahudi dan Nasrani serta permusuhan yang ada di antara kedua agama itu beserta sekte-sektenya. 

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman, "Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat…"" (Ali ‘Imran : 55). Ibnu Zaid (ra?imahullah) berkata ketika menjelaskan ayat ini, "Tidak ada suatu negeri di mana orang Nasrani mendiaminya, baik di timur maupun di barat, kecuali dia ada di atas Yahudi. Orang-orang Yahudi dihinakan di semua negeri." (Tafsir ath-Thabari)

Dan hal ini terlepas dari kekafiran orang-orang Nasrani. Akan tetapi, karena kaum kafir Nasrani tidak melaknat Nabi ‘Isa (‘alaihis-salam) ataupun menuduh ibunya yang suci berdosa, maka hal tersebut menjadikan mereka menghinakan orang-orang Yahudi yang melaknat ‘Isa dan memfitnah Maryam. 

"Mereka (orang-orang Yahudi) diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan." (Ali ‘Imran : 112). Al-Hasan (ra?imahullah) berkata ketika menjelaskan ayat ini, "Umat ini mendahului orang-orang Yahudi sementara orang-orang Majusi mengambil jizyah dari orangorang Yahudi." (Tafsir ath-Thabari)

Ayat ini menjelaskan bahwa Yahudi terkutuk selalu dalam kehinaan dan ketundukan. Negara Yahudi sendiri didirikan bagi orang-orang Yahudi semata-mata oleh Tentara Salib Inggris. Dan melalui hubungan YahudiSalibis dan kemunduran diri Arab murtad sehingga orang-orang Yahudi mendapat penguasaan atas para thaghut Arab. 

Oleh sebab itu, setelah membahas ini, hal-hal berikut harus dipahami ketika mengamati sejarah dan peristiwa yang sedang berlangsung. 

1) Ilmu, kekuatan, dan kepemilikan orang-orang kafir adalah lemah dan terbatas. Mereka tidak melihat semuanya, mendengar semuanya, mengetahui semuanya, menguasai semuanya, dan memiliki semuanya, sebagaimana beberapa orang mencoba menggambarkan keadaan mereka seperti itu. Barangsiapa yang meyakininya, maka ia telah terjatuh ke dalam syirik. 

2) Satu-satunya konspirasi lama yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah Iblis terkutuk. Allah (Ta’ala) berfirman mengenai tipu dayanya, "Sesungguhnya tipu daya Syaitan itu lemah" (An-Nisaa’ : 76). Jadi, berdasarkan ayat ini, tipu daya sekutu-sekutu Syaitan bahkan lebih lemah. Justru mereka menjadi objek tipu daya Allah. 

3) Orang-orang kafir berpecah-belah, diliputi permusuhan dan kebencian satu sama lain, melakukan kekerasan di antara sesamanya, menghinakan dan merendahkan sesamanya, namun mereka bersatu melawan kaum Muslim, musuh bersama mereka. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai sekutu. Sebahagian mereka menjadi sekutu bagi sebahagian yang lain" (Al-Maa-idah : 51). "Adapun orangorang yang kafir, sebagian mereka menjadi wali (sekutu, pelindung) bagi sebagian yang lain" (Al-Anfaal : 73). Akan tetapi, persatuan kaum kafir lemah dan dangkal. Mereka kerap berpecah setelah bersatu dan mengkhianati satu sama lain. 

4) Orang-orang kafir tidak diragukan lagi memang melakukan konspirasi, namun berbagai konspirasi ini lemah disebabkan hubungan yang lemah di antara sesama mereka, ketidakpercayaan dan kepengecutan sekutu dan agen mereka yang munafik, ketakutan mereka terhadap kaum Muslimin lebih daripada ketakutan mereka terhadap Allah, serta ketakutan mereka akan mati dan kecintaan mereka akan dunia. 

5) Konspirasi mereka yang sebenarnya selalu berdasarkan bukti dan tidak didasarkan pada deduksi yang tidak ada dukungannya –"sebagai terkaan terhadap barang yang gaib" (Al-Kahfi : 22). "Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikut persangkaan sedang sesungguhnya persangkaa itu tiada berfaidah sedikit pun terhadap kebenaran" (An-Najm : 28). 

Musuh bersama dan kepentingan bersama tidak mengharuskan bahwa mujahidin adalah agen salah satu dari dua kubu kafir (terutama ketika mujahidin memerangi kedua kubu tersebut dan diperangi oleh keduanya). Mujahidin yang berperang melawan Rusia bukanlah agen Tentara Salib Amerika, sebagaimana halnya kaum Muslimin berperang melawan Kekaisaran Persia tidak berarti bahwa kaum Muslimin adalah agen Romawi! 

Begitu juga ketika seseorang bercermin kepada sejarah modern, berbagai macam orang murtad yang mengobarkan perang nasionalisme selalu mempunyai hubungan terbuka dengan sekutu-sekutu kafir mereka. Konspirasi yang nyata bukanlah rahasia yang disembunyikan dari manusia. Secara terbuka Shahawat Irak bertemu Bush, Rezim Irak, dan para pemimpin Rafidhah. Faksi-faksi Shahawat "Islami" Irak secara terbuka akan berperang bersama suku-suku Shahawat melawan Daulah Islam dan akan memiliki perwakilan politik umum di bawah naungan para thaghut regional. Shahawat Suriah secara terbuka bertemu di Qatar, Turki, dan Arab "Saudi". Orang-orang Amerika secara terbuka membahas dukungannya atas Shahawat Suriah dan dukungan diberikan kepada faksi-faksi "Islam"-nya oleh sekutu-sekutu Amerika –Qatar, Turki, dan Alu-Salul. Dahulu para agen "Revolusi Arab" secara terbuka bertemu di Eropa, Mesir, Jazirah Arab, Syam, dan Irak dengan para pejabat salib Inggris. 

6) Konspirasi-konspirasi besar mengandung begitu banyak faktor yang hanya mampu dikuasai oleh Allah (Ta’ala). Sebagai contoh, teori konspirasi besar 11 September yang diklaim dijalankan oleh Amerika sendiri. Maka berapa banyakkah anggota pemerintahan Tentara Salib yang harus selalu diawasi untuk mencegah agar berita mengenai operasi tersebut tersebar sebelum pelaksanaannya? Berapa banyak mulut yang terlibat harus ditutup di seluruh dunia agar konspirasi semacam ini tetap tidak terekspos setelah kejadian? Berapa banyak hal-hal lain yang harus dijamin untuk memelihara konspirasi mereka? Pandangan berlebihan semacam ini terhadap peristiwa tersebut hanya datang dari harga sebuah tauhid. Apakah Amerika mampu mengontrol begitu banyak faktor? Serangan tersebut terjadi atas Amerika itu sendiri, dan berdasarkan para pakar teori konspirasi, ia dilaksanakan oleh orang-orang Amerika! Berapa banyak pejabat Amerika merasa diri mereka telah melakukan "pengkhianatan" dengan mengetahui "konspirasi" dan tetap tutup mulut? Realita hanya ada pada satu hal yang jelas –kebenaran sebenarnya– dan itu adalah para mujahidin di bawah kepemimpinan Syaikh Usamah (ra?imahullah) yang melaksanakan serangan yang penuh berkah dan berakibat pada terhinanya Amerika dalam suatu bentuk yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

7) Tujuan dari teori konspirasi ialah membesar-besarkan kekuatan orang-orang kafir sehingga kaum Hasil serangan penuh berkah pada menara kembar Muslimin terlemahkan oleh analisis atas peristiwa yang sedang berlangsung dan akhirnya, ketakutan mereka kepada orang-orang kafir lebih besar daripada ketakutan mereka kepada Allah (Ta’ala). Ini adalah sebuah metode yang akan merusak ketawakkalan seorang Muslim kepada Rabbnya. Setiap saat, kita akan mendapati dia diliputi oleh ayat-ayat berikut: "Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah" (An-Nisaa’ : 138-139). 

Berdasarkan keterangan ini, seseorang seharusnya menyadari perbedaan antara berbagai macam kelompok musuh kafir yang membentuk aliansi yang nyata –seperti koalisi Salib-Shafawi-Nushairiyah– untuk mengobarkan perang melawan Daulah Islam sehingga kepentingan berama kafir ini bisa mereka raih, dan antara keyakinan bahwa orang-orang Nasrani, Rafidhah, Yahudi, dan murtad, semuanya merupakan anggota terselubung yang berasal dari kelompok rahasia yang sama, kelompok politik bawah tanah, atau teori konspirasi raksasa yang kesemuanya memuji satu sama lain dan menyembunyikan permusuhan. Semoga Allah mengungkapkan konspirasi nyata orang-orang kafir dan melenyapkan teori konspirasi syirik dari hati kita.